forumlenteng images

Discover Best forumlenteng Images of World

#food #travel #sports #news #april #saturday

Selamat Imam Hujathul Islam atas sertifikat pertama Milisifilem Collective, sebuah karya kolase dgn judul "Kala Bala" yg diangkat dr puisi Muhammad Sibawaihi @si_basiba. Semoga bisa dikembangkan dalam berbagai kerja-kerja kesenian lainnya dengan kawan2 di Komunitas Pasir Putih, Lombok Utara. @imam_hujjatul_islam @mediapasirputih #milisifilem #imamhujathulislam #forumlenteng #2025

4/26/2024, 2:10:09 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SALT OF THE EARTH (1954) Sutradara: Herbert J. Biberman(USA) Sabtu, 27 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Salt of the Earth adalah filem drama Amerika Serikat yang ditulis oleh Michael Wilson, disutradarai oleh Herbert J. Biberman dan diproduseri oleh Paul Jarrico. Mereka bertiga adalah bagian dari pekerja filem yang di blacklisted oleh Hollywood. Film drama ini adalah salah satu filem pertama yang mengedepankan sudut pandang sosial dan politik feminis dalam sinema di Amerika Serikat. Plotnya berpusat pada aksi pemogokan yang panjang, yang diangkat dari pemogokan buruh tambang Empire Zinc Company di Grant County, New Mexico tahun 1951. Dalam filem ini diidentifikasi sebagai "Delaware Zinc", dan latarnya adalah "Zinctown, New Mexico". Dalam gaya neorealis, produser dan sutradara menggunakan penambang dan keluarga mereka sebagai aktor dalam filem tersebut. HERBERT J. BIBERMAN Herbert J. Biberman (1900 – 1971) adalah seorang penulis skenario dan sutradara filem Amerika Serikat. Ia adalah salah satu filmmaker yang masuk daftar hitam studio Hollywood, karena pilihan politiknya yang tak tersirat mendukung Partai Komunis Amerika Serikat. Pada tahun 1947, Kongres Amerikas Serikat melakukan investigasi terhadap orang-orang filem industri dan afiliasi politiknya. Biberman terbukti menjadi anggota partai sejak tahun 1944. Ia kemudian ditahan selama 6 bulan, dan dilarang beraktifitas dalam filem industri. Keanggotaannya di Directors Guild of America dipulihkan secara anumerta pada tahun 1997. #saltoftheearth #herbertbiberman #americanindependentfilm #milisifilem #forumlenteng #2024

4/23/2024, 1:42:30 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SALT OF THE EARTH (1954) Sutradara: Herbert J. Biberman(USA) Sabtu, 27 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Salt of the Earth adalah filem drama Amerika Serikat yang ditulis oleh Michael Wilson, disutradarai oleh Herbert J. Biberman dan diproduseri oleh Paul Jarrico. Mereka bertiga adalah bagian dari pekerja filem yang di blacklisted oleh Hollywood. Film drama ini adalah salah satu filem pertama yang mengedepankan sudut pandang sosial dan politik feminis dalam sinema di Amerika Serikat. Plotnya berpusat pada aksi pemogokan yang panjang, yang diangkat dari pemogokan buruh tambang Empire Zinc Company di Grant County, New Mexico tahun 1951. Dalam filem ini diidentifikasi sebagai "Delaware Zinc", dan latarnya adalah "Zinctown, New Mexico". Dalam gaya neorealis, produser dan sutradara menggunakan penambang dan keluarga mereka sebagai aktor dalam filem tersebut. HERBERT J. BIBERMAN Herbert J. Biberman (1900 – 1971) adalah seorang penulis skenario dan sutradara filem Amerika Serikat. Ia adalah salah satu filmmaker yang masuk daftar hitam studio Hollywood, karena pilihan politiknya yang tak tersirat mendukung Partai Komunis Amerika Serikat. Pada tahun 1947, Kongres Amerikas Serikat melakukan investigasi terhadap orang-orang filem industri dan afiliasi politiknya. Biberman terbukti menjadi anggota partai sejak tahun 1944. Ia kemudian ditahan selama 6 bulan, dan dilarang beraktifitas dalam filem industri. Keanggotaannya di Directors Guild of America dipulihkan secara anumerta pada tahun 1997. #saltoftheearth #herbertbiberman #americanindependentfilm #milisifilem #forumlenteng #2024

4/23/2024, 12:32:01 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SALT OF THE EARTH (1954) Sutradara: Herbert J. Biberman(USA) Sabtu, 27 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Salt of the Earth adalah filem drama Amerika Serikat yang ditulis oleh Michael Wilson, disutradarai oleh Herbert J. Biberman dan diproduseri oleh Paul Jarrico. Mereka bertiga adalah bagian dari pekerja filem yang di blacklisted oleh Hollywood. Film drama ini adalah salah satu filem pertama yang mengedepankan sudut pandang sosial dan politik feminis dalam sinema di Amerika Serikat. Plotnya berpusat pada aksi pemogokan yang panjang, yang diangkat dari pemogokan buruh tambang Empire Zinc Company di Grant County, New Mexico tahun 1951. Dalam filem ini diidentifikasi sebagai "Delaware Zinc", dan latarnya adalah "Zinctown, New Mexico". Dalam gaya neorealis, produser dan sutradara menggunakan penambang dan keluarga mereka sebagai aktor dalam filem tersebut. HERBERT J. BIBERMAN Herbert J. Biberman (1900 – 1971) adalah seorang penulis skenario dan sutradara filem Amerika Serikat. Ia adalah salah satu filmmaker yang masuk daftar hitam studio Hollywood, karena pilihan politiknya yang tak tersirat mendukung Partai Komunis Amerika Serikat. Pada tahun 1947, Kongres Amerikas Serikat melakukan investigasi terhadap orang-orang filem industri dan afiliasi politiknya. Biberman terbukti menjadi anggota partai sejak tahun 1944. Ia kemudian ditahan selama 6 bulan, dan dilarang beraktifitas dalam filem industri. Keanggotaannya di Directors Guild of America dipulihkan secara anumerta pada tahun 1997. @forumlenteng @bioskopforlen #saltoftheearth #herbertbiberman #americanindependentfilm #milisifilem #forumlenteng #2024

4/23/2024, 7:56:50 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SAMBIZANGA (1972) sutradara: Sarah Maldoror (Angola) Jumat, 26 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Sambizanga adalah filem karya sutradara perempuan Afrika, Sarah Maldoror, berdasarkan novel The Real Life of Domingos Xavier (1961) karya Jose Luandino Vieira. Filem ini berkisah tentang perjuangan militan Angola yang terlibat dalam Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola (MPLA). Maldoror ikut menulis skenario bersama suaminya, yang merupakan pemimpin MPLA. Sambizanga adalah sebuah lingkungan kelas pekerja di Luanda, tempat penjara Portugis berada di mana banyak militan Angola disiksa dan dibunuh. Pada tanggal 4 Februari 1961, penjara tersebut diserang oleh pasukan MPLA. Domingos Xavier ditangkap oleh pejabat kolonial dan dipenjara. Dia dibawa ke penjara di Sambizanga dipaksa memberikan nama rekan-rekan pembangkangnya kepada petugas. Selama dipenjara, istri Domingos, Maria, pergi dari penjara ke penjara, mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada suaminya, tanpa menyadari sejauh mana keterlibatan suaminya dalam perjuangan anti-kolonial. Tanpa sepengetahuannya, Domingos terbunuh di penjara. SARAH MALDOROR Sarah Maldoror (1929 − 2020) adalah seorang pembuat film Perancis - Angola keturunan Hindia Barat Perancis. Lahir sebagai Sarah Ducados pada tahun 1929 di Condom, Gers, putri emigran dari Guadeloupe, ia memilih nama Maldoror untuk mengenang Les Chants de Maldoror karya Lautréamont. Dia bersekolah di sekolah drama di Paris, bertemu suaminya, nasionalis Angola Mário Pinto de Andrade. Pada tahun ia menerima beasiswa dan belajar film dengan Mark Donskoi di Moskow pada tahun 1961–62 di mana ia bertemu Ousmane Sembène. Setelah menempuh studi, ia menjadi asisten Gillo Pontecorvo dalam produksi filem The Battle of Algiers (1966). Filem panjang pertamanya (Sambizanga (1972) menempatkan sutradara perempuan pertama Afrika ini sebagai salah satu sutradara penting dalam sejarah sinema. Sarah Maldoror meninggal pada 13 April 2020, pada usia 90 tahun, akibat komplikasi COVID-19 selama pandemi COVID-19 di Prancis. #africanfilm #sarahmaldolor #sambizanga #milisifilem #forumlenteng #2024

4/22/2024, 8:56:00 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SAMBIZANGA (1972) sutradara: Sarah Maldoror (Angola) Jumat, 26 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Sambizanga adalah filem karya sutradara perempuan Afrika, Sarah Maldoror, berdasarkan novel The Real Life of Domingos Xavier (1961) karya Jose Luandino Vieira. Filem ini berkisah tentang perjuangan militan Angola yang terlibat dalam Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola (MPLA). Maldoror ikut menulis skenario bersama suaminya, yang merupakan pemimpin MPLA. Sambizanga adalah sebuah lingkungan kelas pekerja di Luanda, tempat penjara Portugis berada di mana banyak militan Angola disiksa dan dibunuh. Pada tanggal 4 Februari 1961, penjara tersebut diserang oleh pasukan MPLA. Domingos Xavier ditangkap oleh pejabat kolonial dan dipenjara. Dia dibawa ke penjara di Sambizanga dipaksa memberikan nama rekan-rekan pembangkangnya kepada petugas. Selama dipenjara, istri Domingos, Maria, pergi dari penjara ke penjara, mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada suaminya, tanpa menyadari sejauh mana keterlibatan suaminya dalam perjuangan anti-kolonial. Tanpa sepengetahuannya, Domingos terbunuh di penjara. SARAH MALDOROR Sarah Maldoror (1929 − 2020) adalah seorang pembuat film Perancis - Angola keturunan Hindia Barat Perancis. Lahir sebagai Sarah Ducados pada tahun 1929 di Condom, Gers, putri emigran dari Guadeloupe, ia memilih nama Maldoror untuk mengenang Les Chants de Maldoror karya Lautréamont. Dia bersekolah di sekolah drama di Paris, bertemu suaminya, nasionalis Angola Mário Pinto de Andrade. Pada tahun ia menerima beasiswa dan belajar film dengan Mark Donskoi di Moskow pada tahun 1961–62 di mana ia bertemu Ousmane Sembène. Setelah menempuh studi, ia menjadi asisten Gillo Pontecorvo dalam produksi filem The Battle of Algiers (1966). Filem panjang pertamanya (Sambizanga (1972) menempatkan sutradara perempuan pertama Afrika ini sebagai salah satu sutradara penting dalam sejarah sinema. Sarah Maldoror meninggal pada 13 April 2020, pada usia 90 tahun, akibat komplikasi COVID-19 selama pandemi COVID-19 di Prancis. #africanfilm #sarahmaldolor #sambizanga #milisifilem #forumlenteng #2024

4/21/2024, 3:11:14 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SAMBIZANGA (1972) sutradara: Sarah Maldoror (Angola) Jumat, 26 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Sambizanga adalah filem karya sutradara perempuan Afrika, Sarah Maldoror, berdasarkan novel The Real Life of Domingos Xavier (1961) karya Jose Luandino Vieira. Filem ini berkisah tentang perjuangan militan Angola yang terlibat dalam Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola (MPLA). Maldoror ikut menulis skenario bersama suaminya, yang merupakan pemimpin MPLA. Sambizanga adalah sebuah lingkungan kelas pekerja di Luanda, tempat penjara Portugis berada di mana banyak militan Angola disiksa dan dibunuh. Pada tanggal 4 Februari 1961, penjara tersebut diserang oleh pasukan MPLA. Domingos Xavier ditangkap oleh pejabat kolonial dan dipenjara. Dia dibawa ke penjara di Sambizanga dipaksa memberikan nama rekan-rekan pembangkangnya kepada petugas. Selama dipenjara, istri Domingos, Maria, pergi dari penjara ke penjara, mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada suaminya, tanpa menyadari sejauh mana keterlibatan suaminya dalam perjuangan anti-kolonial. Tanpa sepengetahuannya, Domingos terbunuh di penjara. SARAH MALDOROR Sarah Maldoror (1929 − 2020) adalah seorang pembuat film Perancis - Angola keturunan Hindia Barat Perancis. Lahir sebagai Sarah Ducados pada tahun 1929 di Condom, Gers, putri emigran dari Guadeloupe, ia memilih nama Maldoror untuk mengenang Les Chants de Maldoror karya Lautréamont. Dia bersekolah di sekolah drama di Paris, bertemu suaminya, nasionalis Angola Mário Pinto de Andrade. Pada tahun ia menerima beasiswa dan belajar film dengan Mark Donskoi di Moskow pada tahun 1961–62 di mana ia bertemu Ousmane Sembène. Setelah menempuh studi, ia menjadi asisten Gillo Pontecorvo dalam produksi filem The Battle of Algiers (1966). Filem panjang pertamanya (Sambizanga (1972) menempatkan sutradara perempuan pertama Afrika ini sebagai salah satu sutradara penting dalam sejarah sinema. Sarah Maldoror meninggal pada 13 April 2020, pada usia 90 tahun, akibat komplikasi COVID-19 selama pandemi COVID-19 di Prancis. @bioskopforlen @forumlenteng #africanfilm #sarahmaldolor #sambizanga #milisifilem #forumlenteng #2024

4/21/2024, 2:12:40 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN} SANSHO THE BAILIFF / SANG ADIPATI (1954) Dir. Kenji Mizoguchi (Jepang) Sabtu, 20 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Sansho the Bailiff (Sang Adipati) adalah filem karya sutradara Kenji Mizoguchi yang berkisah tentang situasi perbudakan di zaman akhir periode Heian (794-1185 M) di Jepang Feodal. Tokoh utama kisah filem ini adalah dua bersaudara Zushiō dan Anju, yang terpisah dari keluarganya karena di tipu dan diculik oleh para penjual budak. Dua anak ini kemudian dijual kepada Sansho seorang penguasa budak yang menjadi penagih pajak di provinsi Tango. Saat mereka dewasa, Zushio berhasil melarikan diri, dan Anju bunuh diri untuk menutupi pelarian abangnya. Sebagai anak mantan gubernur, Zushio berangkat ke Kyoto untuk mendapatkan keadilan. Akhirnya ia diterima Kaisar, diakui sebagai anak mantan gubernur yang bijak. Kaisar memberinya mandat untuk menjadi gubernur Tango. Saat menjadi gubernur, Zushio akhirnya menghapus aturan perbudakan dan menangkap Sansho. Setelah itu, ia mengundurkan diri sebagai gubernur, dan menemui ibunya yang hilang sejak penculikannya. Sansho Bailiff dianggap sebagai "salah satu perjalanan emosional dan filosofis terbesar yang pernah dibuat untuk sinema". KENJI MIZOGUCHI Kenji Mizoguchi (1898 – 1956) lahir dari keluarga sederhana di Tokyo. Pada tahun 1915, ia belajar melukis gaya Barat di Sekolah Seni Aoiabashi Yoga Kenkyoto, Tokyo. Ia tertarik belajar opera dan mulai bekerja sebaga penata pangggung di Royal Theatre Akasaka. Pada tahun 1923, ia mulai masuk ke dunia filem. Karya-karyanya yang paling terkenal antara lain The Life of Oharu (1952), Ugetsu (1953), dan Sansho the Bailiff (1954), yang mendapatkan penghargaan di Festival Film Internasional Venesia. Tema filem-fielmnya adalah penindasan terhadap perempuan dalam sejarah dan kontemporer Jepang. Bersama dengan Akira Kurosawa dan Yasujirō Ozu, Mizoguchi dipandang sebagai perwakilan dari "zaman keemasan" sinema Jepang. @bioskopforlen @forumlenteng @milisifilem #filmpolitics #worlcinema #kenjimizoguchi #forumlenteng #milisifilem #2024

4/19/2024, 6:09:01 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] SANSHO THE BAILIFF / SANG ADIPATI (1954) Dir. Kenji Mizoguchi (Jepang) Sabtu, 20 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Sansho the Bailiff (Sang Adipati) adalah filem karya sutradara Kenji Mizoguchi yang berkisah tentang situasi perbudakan di zaman akhir periode Heian (794-1185 M) di Jepang Feodal. Tokoh utama kisah filem ini adalah dua bersaudara Zushiō dan Anju, yang terpisah dari keluarganya karena di tipu dan diculik oleh para penjual budak. Dua anak ini kemudian dijual kepada Sansho seorang penguasa budak yang menjadi penagih pajak di provinsi Tango. Saat mereka dewasa, Zushio berhasil melarikan diri, dan Anju bunuh diri untuk menutupi pelarian abangnya. Sebagai anak mantan gubernur, Zushio berangkat ke Kyoto untuk mendapatkan keadilan. Akhirnya ia diterima Kaisar, diakui sebagai anak mantan gubernur yang bijak. Kaisar memberinya mandat untuk menjadi gubernur Tango. Saat menjadi gubernur, Zushio akhirnya menghapus aturan perbudakan dan menangkap Sansho. Setelah itu, ia mengundurkan diri sebagai gubernur, dan menemui ibunya yang hilang sejak penculikannya. Sansho Bailiff dianggap sebagai "salah satu perjalanan emosional dan filosofis terbesar yang pernah dibuat untuk sinema". KENJI MIZOGUCHI Kenji Mizoguchi (1898 – 1956) lahir dari keluarga sederhana di Tokyo. Pada tahun 1915, ia belajar melukis gaya Barat di Sekolah Seni Aoiabashi Yoga Kenkyoto, Tokyo. Ia tertarik belajar opera dan mulai bekerja sebaga penata pangggung di Royal Theatre Akasaka. Pada tahun 1923, ia mulai masuk ke dunia filem. Karya-karyanya yang paling terkenal antara lain The Life of Oharu (1952), Ugetsu (1953), dan Sansho the Bailiff (1954), yang mendapatkan penghargaan di Festival Film Internasional Venesia. Tema filem-fielmnya adalah penindasan terhadap perempuan dalam sejarah dan kontemporer Jepang. Bersama dengan Akira Kurosawa dan Yasujirō Ozu, Mizoguchi dipandang sebagai perwakilan dari "zaman keemasan" sinema Jepang. @bioskopforlen @forumlenteng @milisifilem #filmpolitics #worlcinema #kenjimizoguchi #forumlenteng #milisifilem #2024

4/18/2024, 9:45:04 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN} SANSHO THE BAILIFF / SANG ADIPATI (1954) Dir. Kenji Mizoguchi (Jepang) Sabtu, 20 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Sansho the Bailiff (Sang Adipati) adalah filem karya sutradara Kenji Mizoguchi yang berkisah tentang situasi perbudakan di zaman akhir periode Heian (794-1185 M) di Jepang Feodal. Tokoh utama kisah filem ini adalah dua bersaudara Zushiō dan Anju, yang terpisah dari keluarganya karena di tipu dan diculik oleh para penjual budak. Dua anak ini kemudian dijual kepada Sansho seorang penguasa budak yang menjadi penagih pajak di provinsi Tango. Saat mereka dewasa, Zushio berhasil melarikan diri, dan Anju bunuh diri untuk menutupi pelarian abangnya. Sebagai anak mantan gubernur, Zushio berangkat ke Kyoto untuk mendapatkan keadilan. Akhirnya ia diterima Kaisar, diakui sebagai anak mantan gubernur yang bijak. Kaisar memberinya mandat untuk menjadi gubernur Tango. Saat menjadi gubernur, Zushio akhirnya menghapus aturan perbudakan dan menangkap Sansho. Setelah itu, ia mengundurkan diri sebagai gubernur, dan menemui ibunya yang hilang sejak penculikannya. Sansho Bailiff dianggap sebagai "salah satu perjalanan emosional dan filosofis terbesar yang pernah dibuat untuk sinema". KENJI MIZOGUCHI Kenji Mizoguchi (1898 – 1956) lahir dari keluarga sederhana di Tokyo. Pada tahun 1915, ia belajar melukis gaya Barat di Sekolah Seni Aoiabashi Yoga Kenkyoto, Tokyo. Ia tertarik belajar opera dan mulai bekerja sebaga penata pangggung di Royal Theatre Akasaka. Pada tahun 1923, ia mulai masuk ke dunia filem. Karya-karyanya yang paling terkenal antara lain The Life of Oharu (1952), Ugetsu (1953), dan Sansho the Bailiff (1954), yang mendapatkan penghargaan di Festival Film Internasional Venesia. Tema filem-fielmnya adalah penindasan terhadap perempuan dalam sejarah dan kontemporer Jepang. Bersama dengan Akira Kurosawa dan Yasujirō Ozu, Mizoguchi dipandang sebagai perwakilan dari "zaman keemasan" sinema Jepang. @bioskopforlen @forumlenteng @milisifilem

 #filmpolitics #worlcinema #kenjimizoguchi #forumlenteng #milisifilem #2024

4/17/2024, 4:59:14 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN} SOY CUBA / AKU, KUBA (1964) Dir. Mikhail Kalatozov (Uni Soviet) Jumat, 19 April 2024, Pukul 19:00. Gratis dan Tempat Terbatas. Filem Soy Cuba (I am Cuba) karya Mikhail Kalatozov (Uni Soviet, Georgia), produksi Kuba dan Uni Soviet. Filem ini adalah salah satu landmark gambaran situasi politk perang dingin yang paling impresif, dengan teknik visual yang memukau. Filem ini terdiri dari empat cerita tentang kehidupan Kuba di masa transformasi menuju revolusi kelas pekerja. Cerita pertama tentang Maria, seorang pelacur; bagian kedua, tentang Pedro, seorang petani tua; bagian ketiga, tentang Enrique, seorang aktivis mahasiswa Universitas Havana; dan bagian terakhir, kisah Mariano, seorang petani miskin yang menolak untuk ikut perang. Meskipun pencapaian estetika dan teknis sangat memukau, filem ini kurang mendapat respon positif dari penonton di Kuba dan Uni Soviet. Filem ini dianggap tak cukup revolusioner, naif dan pandangan stereotip tentang Kuba. Sejak dirilis pada tahun 1964, filem ini tak pernah diputar di negara-negara Barat. Setelah runtuhnya Uni Soviet, pada tahun 1990an, filem ini mulai diputar beberapa festival di Amerika Serikat, yang memunculkan gerakan untuk merestorasi salah satu filem terbaik sepanjang masa ini oleh Martin Scorsese dan Francis Ford Coppola. MIKHAIL KALATOZOV Mikhail Konstantinovich Kalatozov (Georgia, 1903 – 1973) adalah sutradara Uni Soviet asal Georgia yang dinobatkan sebagai Seniman Rakyat oleh Pemerintah Uni Soviet. Filemnya 'The Cranes Are Flying' memenangkan Palme d'Or di Festival Film Cannes 1958. Kalatozov belajar ekonomi dan kemudian memulai karir filem sebagai aktor dan sinematografer. Pada tahun 1933 ia mendaftar ke Institut Seni Pertunjukan Negara Rusia. Selama Perang Dunia II ia menyutradarai beberapa filem propaganda dan bekerja sebagai Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Uni Soviet di Amerika Serikat. Empat filem terakhirnya, The Cranes Are Flying (1957), Letter Never Sent (1959), I Am Cuba (1964), dan The Red Tent (1969), adalah beberapa karyanya yang paling terkenal, @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #mikhailkalatozov #forumlenteng #milisifilem #worldcinema #bioskopforlen

4/16/2024, 9:31:05 AM

SEDAP MALAM (AGAVE AMICA) by Gembong Nusantara (Indonesia, 2022) available globally www.cinelogue.com/film/agave-amica/ @gembong.nusantara @charliemeliala #sedapmalam #agaveamica #gembongnusantara #forumlenteng #cinelogue #indonesia #postreformasi #documentary

4/11/2024, 7:08:28 PM

SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA IDUL FITRI 1445 H Mohon maaf lahir dan batin. Forum Lenteng akan libur sementara hingga tanggal 16 April 2024. • #forumlenteng #milisifilem #arkipel #sigisora #69performanceclub #visualjalanan #akumassa #candikala #sudji

4/10/2024, 5:48:00 AM

Selamat Lebaran. Sehat dan Bahagia untuk semua. #lebaran2024 #milisifilem #forumlenteng #2024

4/9/2024, 7:14:29 PM

[KABAR FORUM LENTENG - FEBRUARI 2024] Kami memulai Program Penelitian dan Pengembangan Studi Kota-kota Urban di Indonesia dengan mengadakan lokakarya Seni Bunyi, yang dibutuhkan untuk merekam dan mengemas penelitian terkait suara-suara di Kota Jakarta dan Kota lain di Indonesia. Lokakarya seni bunyi secara daring, kami lakukan bersama Dr. Suk-Jun Kim (Futures of Listening) melibatkan seniman-seniman bunyi dari beberapa kota di Indonesia; Jakarta, Makassar, Yogyakarta, Medan, Bandung, Nabire, Samarinda, dan Balikpapan. Profesor Suk-Jun Kim adalah seorang komposer dan seniman bunyi asal Korea Selatan yang saat ini menjadi Direktur Program Studi dan Penelitian Pascasarjana Musik Elektroakustik dan Seni Bunyi di Univesitas Eberdeen, Scotlandia. Lokakarya Future Listening: Immersive Sound menawarkan pengenalan dengan singkat dan mudah gambaran dasar dari ambisonik. Melalaui lokakarya secara daring ini, diharapkan partisipan dapat secara praktis memproduksi karya seni bunyi 3D, dan dapat secara dasar mengerti bagaimana dan di mana penerapan seni bunyi embisonik. - Kegiatan Kerjasama dengan Institusi Lain ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. • #organisasi #workshop #soundart #senibunyi #milisifilem #forumlenteng #experimental #danaindonesiana #publicfunding

3/31/2024, 9:47:14 AM

[KABAR FORUM LENTENG - FEBRUARI 2024] Para partisipan Program Publik - Kelas Belajar dan Eksperimentasi Produksi Pengetahuan Seni dan Media mulai memasuki beberapa kelas lanjutan sementara kelas Craftmanship menantang pemahaman, tubuh, dan artikulasi partisipan terkait komposisi nirmana. Kelas kedua adalah Ikhtisar Perkembangan Seni Rupa Barat, yang bertujuan untuk memahami perubahan cara pandang tentang seni di Eropa yang berkaitan dengan gejala sosial politiknya. Kelas ini juga mengajak partisipan untuk mengartikulasikan pemahamannya lewat presentasi topik tertentu dalam sejarah seni rupa. Kelas ketiga adalah Yukitanonton: Sejarah Filem Dunia, yang membuat partisipan terpapar filem dunia sejak Lumiere bersaudara menciptakan Cinematograph (1895) dan meliputi filem dari berbagai negara untuk melihat perkembangan bahasa sinema. Partisipan mengartikulasikan bacaannya terkait filem-filem ini lewat impresi menonton dan mendadar hubungan estetika dengan konteks sosial politik zamannya. Kelas keempat adalah Roman Picisan di mana partisipan diajak mempersoalkan media, sejarah dan cara ekonominya bekerja. Partisipan mengeksplorasi topik-topik spesifik lewat esai penting yang menteorikan apa itu representasi, sepeeti Walter Benjamin, John Berger, dan Ronny Agustinus. Peserta berlatih untuk mengartikulasikan pemikirannya dan opininya lewat tulisan dan presentasi performatif. — Program Publik ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. - @milisifilem @forumlenteng - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #milisifilem #2024

3/30/2024, 11:22:26 AM

[DISKUSI BULANAN BIOSKOPFORLEN] Program diskusi bulanan kuratorial Bioskopfolen menghadirkan Abhishek Nilamber (United Screen), "Navigating South Asian Cinema in Intersection of Local and Global Politics." Sekaligus merayakan Hari Film Nasional..., diskusi menarik melihat perbandingan diskursus 'modernitas' dan 'identitas' dalam sinema, dalam konteks Indonesia, India dan Mesir. Terimakasih @abhishek.nilamber @jihantahri @waylonpaylon @yuki_aditya @adiosmaan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/28/2024, 6:33:34 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] AKALER SHANDHANEY / IN SEARCH OF FAMINE (1981) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 30 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Akaleer Shandhane (adalah filem India berbahasa Bengali, yang distradarai oleh Mrinal Sen, salah satu tokoh penting Paralel Sinema India. Filem ini bercerita tentang sekelompok kru filem datang ke sebuah desa untuk membuat filem tentang kelaparan yang menewaskan lima juta orang pada tahun 1943. Ketegangan muncul di lokasi syuting, saat para aktor menjalani kehidupan ganda dan warga desa menyaksikan proses berkarya mereka dengan rasa takjub dan geli. Namun seiring berjalannya produksi filem, masa lalu yang dihadirkan kembali mulai berhadapan dengan masa kini--suatu yang tak mudah hubungannya antara tahun 1943 dan 1980. Sebuah situasi yang sulit dan meresahkan bagi para 'pencari kelaparan'. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #insearchoffamine #calcuttatrilogy #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #2024

3/27/2024, 11:04:43 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] AKALER SHANDHANEY / IN SEARCH OF FAMINE (1981) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 30 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Akaleer Shandhane (adalah filem India berbahasa Bengali, yang distradarai oleh Mrinal Sen, salah satu tokoh penting Paralel Sinema India. Filem ini bercerita tentang sekelompok kru filem datang ke sebuah desa untuk membuat filem tentang kelaparan yang menewaskan lima juta orang pada tahun 1943. Ketegangan muncul di lokasi syuting, saat para aktor menjalani kehidupan ganda dan warga desa menyaksikan proses berkarya mereka dengan rasa takjub dan geli. Namun seiring berjalannya produksi filem, masa lalu yang dihadirkan kembali mulai berhadapan dengan masa kini--suatu yang tak mudah hubungannya antara tahun 1943 dan 1980. Sebuah situasi yang sulit dan meresahkan bagi para 'pencari kelaparan'. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #insearchoffamine #calcuttatrilogy #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #2024

3/27/2024, 10:41:26 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] AKALER SHANDHANEY / IN SEARCH OF FAMINE (1981) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 30 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Akaleer Shandhane (adalah filem India berbahasa Bengali, yang distradarai oleh Mrinal Sen, salah satu tokoh penting Paralel Sinema India. Filem ini bercerita tentang sekelompok kru filem datang ke sebuah desa untuk membuat filem tentang kelaparan yang menewaskan lima juta orang pada tahun 1943. Ketegangan muncul di lokasi syuting, saat para aktor menjalani kehidupan ganda dan warga desa menyaksikan proses berkarya mereka dengan rasa takjub dan geli. Namun seiring berjalannya produksi filem, masa lalu yang dihadirkan kembali mulai berhadapan dengan masa kini--suatu yang tak mudah hubungannya antara tahun 1943 dan 1980. Sebuah situasi yang sulit dan meresahkan bagi para 'pencari kelaparan'. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. @bioskopforlen @forumlenteng @milisifilem #mrinalsen #indiancinema #insearchoffamine #calcuttatrilogy #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #2024

3/26/2024, 5:14:48 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) ESTHAPPAN (1980) Sutradara: Govindan Aravinda Jumat, 29 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Esthappan adalah filem Malayalam, India, tahun 1980 karya sutradara Govindan Aravindan. Filem ini memadukan kisah Alkitab dengan kehidupan seoranga tokoh, bernama Esthappan. Ia seorang nelayan yang dianggap bodoh dan aneh oleh nelayan lain. Kisah Esthappan dirangkai melalui kisah yang berlapis-lapis dari paray nelayan. Dia digambarkan sebagai seorang nabi, penyembuh ajaib, pencuri dan penipu oleh orang-orang yang berbeda. Akhirnya Esthappan hilang dari kampung yang menimbulkan kekhawatiran di antara sesama nelayan. Pendeta gereja menghibur mereka bahwa Esthappan pasti akan kembali. Filem Esthappan oleh para kritikus disebut sebagai 'filem kehidupan batin India'. GOVINDAN ARAVINDAN Govindan Aravindan (23 Januari 1935 – 15 Maret 1991) adalah seorang sutradara, penulis skenario, musisi, kartunis, dan penulis India. Ia adalah salah satu pionir cinema paralel di Malayalam. Ia dikenal karena metode produksi filemnya yang tidak lazim, bereksperimen dalam bercerita tanpa gaya naratif biasa. Ia menempuh studi di Universitas Trivandrum. Sebelum merambah ke bidang filem, ia adalah seorang kartunis mapan. Ia juga membuat dokumenter, pemusik dan sutradara teater. Ia mendirikan klub teater dan musik Navarangam dan Sopanam. Pemerintah India memberinya penghargaan sipil tertinggi keempat Padma Shri pada tahun 1990. Komunitas filem Kerala memberikan penghargaan Chalachitra bagi sutradara muda, Aravindan Puraskaram setiap tahun untuk mengenang Govindan Aravindan. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #govindanaravindan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/26/2024, 1:11:00 PM

[Diskusi Bulanan BIOSKOPFORLEN - Daring] Navigating South Asian Cinema in the Intersection of Local and Global Politics with Abhishek Nilamber Thursday, 28 March 2024 21:00 WIB Discussion will be in English Register for Zoom Link: https://bit.ly/DiskusiBioskopforlenMaret The BIOSKOPFORLEN program curates several films from the Indian Cinema canon that address issues of identity, class, caste, the clash of tradition-modernity, and the genesis of the state that harms human life experience. These issues are composed by directors, who in addition to offering their own aesthetic findings, are also personas with clear alignments. We find Mrinal Sen and Ritwik Ghatak, who were members of left-wing organizations; Mani Kaul, John Abraham, start sculpting their cinematic language from their tutelage under Ghatak. Satyajit Ray in the 50s and Anand Patwardhan in the 90s grappled with censorship, the impact of their criticism on religion. This panorama of film and public issues in India can be drawn into the broader context of the legacy of colonialism, the Cold War, and the rise of the far right in various parts of the world today. Together with Abhishek Nilamber, a cultural worker who studies cinema, art, and the Global South, Forum Lenteng invites you to reflect on the intersection of cinema and the public that is increasingly urgent to talk about. Abhishek Nilamber (Hyderabad, 1987) is a cultural worker engaged in curation, research and activism, moving between Berlin and Kochi, primarily with SAVVY Contemporary. He is the initiator of United Screens - a project that investigates the challenges and opportunities between South to South cinema and video art circulation. — Program ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #cinemaindia #bengalicinema #hindicinema #malayalamcinema #milisifilem #2024

3/25/2024, 5:30:46 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) ESTHAPPAN (1980) Sutradara: Govindan Aravinda Jumat, 29 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Esthappan adalah filem Malayalam, India, tahun 1980 karya sutradara Govindan Aravindan. Filem ini memadukan kisah Alkitab dengan kehidupan seoranga tokoh, bernama Esthappan. Ia seorang nelayan yang dianggap bodoh dan aneh oleh nelayan lain. Kisah Esthappan dirangkai melalui kisah yang berlapis-lapis dari paray nelayan. Dia digambarkan sebagai seorang nabi, penyembuh ajaib, pencuri dan penipu oleh orang-orang yang berbeda. Akhirnya Esthappan hilang dari kampung yang menimbulkan kekhawatiran di antara sesama nelayan. Pendeta gereja menghibur mereka bahwa Esthappan pasti akan kembali. Filem Esthappan oleh para kritikus disebut sebagai 'filem kehidupan batin India'. GOVINDAN ARAVINDAN Govindan Aravindan (23 Januari 1935 – 15 Maret 1991) adalah seorang sutradara, penulis skenario, musisi, kartunis, dan penulis India. Ia adalah salah satu pionir cinema paralel di Malayalam. Ia dikenal karena metode produksi filemnya yang tidak lazim, bereksperimen dalam bercerita tanpa gaya naratif biasa. Ia menempuh studi di Universitas Trivandrum. Sebelum merambah ke bidang filem, ia adalah seorang kartunis mapan. Ia juga membuat dokumenter, pemusik dan sutradara teater. Ia mendirikan klub teater dan musik Navarangam dan Sopanam. Pemerintah India memberinya penghargaan sipil tertinggi keempat Padma Shri pada tahun 1990. Komunitas filem Kerala memberikan penghargaan Chalachitra bagi sutradara muda, Aravindan Puraskaram setiap tahun untuk mengenang Govindan Aravindan. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #govindanaravindan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/25/2024, 5:30:03 PM

[Diskusi Bulanan BIOSKOPFORLEN - Daring] Navigating South Asian Cinema in the Intersection of Local and Global Politics with Abhishek Nilamber Thursday, 28 March 2024 21:00 WIB Discussion will be in English Register for Zoom Link: https://bit.ly/DiskusiBioskopforlenMaret The BIOSKOPFORLEN program curates several films from the Indian Cinema canon that address issues of identity, class, caste, the clash of tradition-modernity, and the genesis of the state that harms human life experience. These issues are composed by directors, who in addition to offering their own aesthetic findings, are also personas with clear alignments. We find Mrinal Sen and Ritwik Ghatak, who were members of left-wing organizations; Mani Kaul, John Abraham, start sculpting their cinematic language from their tutelage under Ghatak. Satyajit Ray in the 50s and Anand Patwardhan in the 90s grappled with censorship, the impact of their criticism on religion. This panorama of film and public issues in India can be drawn into the broader context of the legacy of colonialism, the Cold War, and the rise of the far right in various parts of the world today. Together with Abhishek Nilamber, a cultural worker who studies cinema, art, and the Global South, Forum Lenteng invites you to reflect on the intersection of cinema and the public that is increasingly urgent to talk about. Abhishek Nilamber (Hyderabad, 1987) is a cultural worker engaged in curation, research and activism, moving between Berlin and Kochi, primarily with SAVVY Contemporary. He is the initiator of United Screens - a project that investigates the challenges and opportunities between South to South cinema and video art circulation. — Program ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #cinemaindia #bengalicinema #hindicinema #malayalamcinema #milisifilem #2024

3/25/2024, 5:22:57 AM

[Diskusi Bulanan BIOSKOPFORLEN - Daring] Navigating South Asian Cinema in the Intersection of Local and Global Politics with Abhishek Nilamber Thursday, 28 March 2024 21:00 WIB Discussion will be in English Register for Zoom Link: https://bit.ly/DiskusiBioskopforlenMaret The BIOSKOPFORLEN program curates several films from the Indian Cinema canon that address issues of identity, class, caste, the clash of tradition-modernity, and the genesis of the state that harms human life experience. These issues are composed by directors, who in addition to offering their own aesthetic findings, are also personas with clear alignments. We find Mrinal Sen and Ritwik Ghatak, who were members of left-wing organizations; Mani Kaul, John Abraham, start sculpting their cinematic language from their tutelage under Ghatak. Satyajit Ray in the 50s and Anand Patwardhan in the 90s grappled with censorship, the impact of their criticism on religion. This panorama of film and public issues in India can be drawn into the broader context of the legacy of colonialism, the Cold War, and the rise of the far right in various parts of the world today. Together with Abhishek Nilamber, a cultural worker who studies cinema, art, and the Global South, Forum Lenteng invites you to reflect on the intersection of cinema and the public that is increasingly urgent to talk about. Abhishek Nilamber (Hyderabad, 1987) is a cultural worker engaged in curation, research and activism, moving between Berlin and Kochi, primarily with SAVVY Contemporary. He is the initiator of United Screens - a project that investigates the challenges and opportunities between South to South cinema and video art circulation. — Program ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. @bioskopforlen @forumlenteng @abhishek.nilamber - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #cinemaindia #bengalicinema #hindicinema #malayalamcinema #milisifilem #2024

3/24/2024, 8:38:46 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) ESTHAPPAN (1980) Sutradara: Govindan Aravinda Jumat, 29 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Esthappan adalah filem Malayalam, India, tahun 1980 karya sutradara Govindan Aravindan. Filem ini memadukan kisah Alkitab dengan kehidupan seoranga tokoh, bernama Esthappan. Ia seorang nelayan yang dianggap bodoh dan aneh oleh nelayan lain. Kisah Esthappan dirangkai melalui kisah yang berlapis-lapis dari paray nelayan. Dia digambarkan sebagai seorang nabi, penyembuh ajaib, pencuri dan penipu oleh orang-orang yang berbeda. Akhirnya Esthappan hilang dari kampung yang menimbulkan kekhawatiran di antara sesama nelayan. Pendeta gereja menghibur mereka bahwa Esthappan pasti akan kembali. Filem Esthappan oleh para kritikus disebut sebagai 'filem kehidupan batin India'. GOVINDAN ARAVINDAN Govindan Aravindan (23 Januari 1935 – 15 Maret 1991) adalah seorang sutradara, penulis skenario, musisi, kartunis, dan penulis India. Ia adalah salah satu pionir cinema paralel di Malayalam. Ia dikenal karena metode produksi filemnya yang tidak lazim, bereksperimen dalam bercerita tanpa gaya naratif biasa. Ia menempuh studi di Universitas Trivandrum. Sebelum merambah ke bidang filem, ia adalah seorang kartunis mapan. Ia juga membuat dokumenter, pemusik dan sutradara teater. Ia mendirikan klub teater dan musik Navarangam dan Sopanam. Pemerintah India memberinya penghargaan sipil tertinggi keempat Padma Shri pada tahun 1990. Komunitas filem Kerala memberikan penghargaan Chalachitra bagi sutradara muda, Aravindan Puraskaram setiap tahun untuk mengenang Govindan Aravindan. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #govindanaravindan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/24/2024, 5:38:43 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] THAMPU / TENDA SIRKUS (1978) Sutradara: Govindan Aravindan Sabtu, 23 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Thampu (Tenda Sirkus) adalah sebuah film berbahasa Malayalam India tahun 1978 yang ditulis dan disutradarai oleh Govindan Aravindan. Filem ini berkolaborasi dengan seniman Great Chitra Circus menjadi pemerannya. Filem Thampu berkisah tentang sirkus jalanan keliling Kerala. G. Aravindan mengumpulkan sekelompok pemain sirkus sungguhan dan melakukan perjalanan ke desa Thirunavaya di tepi sungai Bharathapuzha bersama mereka dengan gaya cinéma-vérité. Sirkus didirikan pada hari pertama, dan semua orang di dusun diundang untuk melihat pertunjukannya. "Kami tidak memiliki naskah dan kami merekam kejadian yang terjadi," klaim Aravindan dalam sebuah wawancara. Keindahan filem ini terletak pada jeda reflektifnya, tatapannya yang tajam namun halus, dan penjajarannya dengan kesedihan para pemain sirkus saat mereka menjalankan aktivitas sehari-hari dan gamblang saat mereka berbicara langsung ke kamera dalam jarak dekat yang tanpa ekspresi. Hasil restorasi filem Thampu dirilis di Festival Film Cannes 2022. GOVINDAN ARAVINDAN Govindan Aravindan (23 Januari 1935 – 15 Maret 1991) adalah seorang sutradara, penulis skenario, musisi, kartunis, dan penulis India. Ia adalah salah satu pionir cinema paralel di Malayalam. Ia dikenal karena metode produksi filemnya yang tidak lazim, bereksperimen dalam bercerita tanpa gaya naratif biasa. Ia menempuh studi di Universitas Trivandrum. Sebelum merambah ke bidang filem, ia adalah seorang kartunis mapan. Ia juga membuat dokumenter, pemusik dan sutradara teater. Ia mendirikan klub teater dan musik Navarangam dan Sopanam. Pemerintah India memberinya penghargaan sipil tertinggi keempat Padma Shri pada tahun 1990. Komunitas filem Kerala memberikan penghargaan Chalachitra bagi sutradara muda, Aravindan Puraskaram setiap tahun untuk mengenang Govindan Aravindan. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #govindanaravindan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/19/2024, 1:43:39 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) THAMPU / TENDA SIRKUS (1978) Sutradara: Govindan Aravinda Sabtu, 23 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Thampu (Tenda Sirkus) adalah sebuah film berbahasa Malayalam India tahun 1978 yang ditulis dan disutradarai oleh Govindan Aravindan. Filem ini berkolaborasi dengan seniman Great Chitra Circus menjadi pemerannya. Filem Thampu berkisah tentang sirkus jalanan keliling Kerala. G. Aravindan mengumpulkan sekelompok pemain sirkus sungguhan dan melakukan perjalanan ke desa Thirunavaya di tepi sungai Bharathapuzha bersama mereka dengan gaya cinéma-vérité. Sirkus didirikan pada hari pertama, dan semua orang di dusun diundang untuk melihat pertunjukannya. "Kami tidak memiliki naskah dan kami merekam kejadian yang terjadi," klaim Aravindan dalam sebuah wawancara. Keindahan filem ini terletak pada jeda reflektifnya, tatapannya yang tajam namun halus, dan penjajarannya dengan kesedihan para pemain sirkus saat mereka menjalankan aktivitas sehari-hari dan gamblang saat mereka berbicara langsung ke kamera dalam jarak dekat yang tanpa ekspresi. Hasil restorasi filem Thampu dirilis di Festival Film Cannes 2022. GOVINDAN ARAVINDAN Govindan Aravindan (23 Januari 1935 – 15 Maret 1991) adalah seorang sutradara, penulis skenario, musisi, kartunis, dan penulis India. Ia adalah salah satu pionir cinema paralel di Malayalam. Ia dikenal karena metode produksi filemnya yang tidak lazim, bereksperimen dalam bercerita tanpa gaya naratif biasa. Ia menempuh studi di Universitas Trivandrum. Sebelum merambah ke bidang filem, ia adalah seorang kartunis mapan. Ia juga membuat dokumenter, pemusik dan sutradara teater. Ia mendirikan klub teater dan musik Navarangam dan Sopanam. Pemerintah India memberinya penghargaan sipil tertinggi keempat Padma Shri pada tahun 1990. Komunitas filem Kerala memberikan penghargaan Chalachitra bagi sutradara muda, Aravindan Puraskaram setiap tahun untuk mengenang Govindan Aravindan. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #govindanaravindan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/19/2024, 12:47:31 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) AGRAHARATHIL KAZHUTAI / KELEDAI DI DESA BRAHMANA (1977) Sutradara: John Abraham Juma, 22 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Agraharathil Kazhutai (Keledai di desa Brahmana) adalah sebuah filem satir berbahasa Tamil India tahun 1977 yang disutradarai oleh John Abraham. Berkisah tentang Profesor Narayanaswami, seorang Brahmana, yang memutuskan memelihara seeokor keledai. Ia memberi nama pada keledai kecil itu, Chinna, yang kemuadian membawanya pulang ke kampung halamannya, setelah mendapat ejekan di kampus. Penduduk desa sangat terganggu dan tidak suka dengan kehadiran keledai di desa kasta tingggi. Pada akhirnya, Chinna dibunuh oleh penduduk desa, karena dianggap telah menondai kuil, karena seorang telah meletakan mayat bayi di pintu masuk kuil. Bayi itu adalah hasil hubungan gelap, Uma, gadis bisu yang selama ini diminta oleh Profesor untuk merawat Chinna, dengan seorang pemuda desa. Uma dan Profesor Narayanaswami kemudian mencari tengkorak Chinnal. Penduduk desa datang, mengambil tengkorak tersebut dan memberikan ritual pemakaman kepada Chinna dengan membakar tengkorak tersebut, namun api menyebar dan melalap seluruh desa. JOHN ABRAHAM John Abraham (11 Agustus 1937 – 31 Mei 1987) adalah sutradara, penulis, dan sebagian besar bekerja di sinema Malayalam. John Abraham menempuh pendidikan sejarah dan politik di Marthoma College, Thiruvalla. Ia kemudian masuk ke Film and Television Institute of India (FTII) Pune-India, dimana ia bertemu dengan sutradara besar Ritwik Ghatak, ia lulus terbaik dalam penulis skenario dan penyutradaraan. Ia hanya menyelesaikan empat film, yaitu Vidyarthikale Ithile Ithile (1972), Agraharathil Kazhuthai (1977, Tamil), Cheriachante Krurakrithyangal (1979,[8][9] Malayalam) dan Amma Ariyan (1986, Malayalam). Pada tahun 1984, bersama kawan-kawannya, ia mendirikan The Odessa Collective, sebuah kelompok pecinta filem untuk mengubah sejarah produksi dan distribusi film dengan menjadikannya upaya kolaboratif dengan publik sehingga bertindak sebagai media yang memberdayakan dan membebaskan. #sinemadunia #indiancinema #johnabraham #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/19/2024, 12:46:10 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) THAMPU / TENDA SIRKUS (1978) Sutradara: Govindan Aravinda Sabtu, 23 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Thampu (Tenda Sirkus) adalah sebuah film berbahasa Malayalam India tahun 1978 yang ditulis dan disutradarai oleh Govindan Aravindan. Filem ini berkolaborasi dengan seniman Great Chitra Circus menjadi pemerannya. Filem Thampu berkisah tentang sirkus jalanan keliling Kerala. G. Aravindan mengumpulkan sekelompok pemain sirkus sungguhan dan melakukan perjalanan ke desa Thirunavaya di tepi sungai Bharathapuzha bersama mereka dengan gaya cinéma-vérité. Sirkus didirikan pada hari pertama, dan semua orang di dusun diundang untuk melihat pertunjukannya. "Kami tidak memiliki naskah dan kami merekam kejadian yang terjadi," klaim Aravindan dalam sebuah wawancara. Keindahan filem ini terletak pada jeda reflektifnya, tatapannya yang tajam namun halus, dan penjajarannya dengan kesedihan para pemain sirkus saat mereka menjalankan aktivitas sehari-hari dan gamblang saat mereka berbicara langsung ke kamera dalam jarak dekat yang tanpa ekspresi. Hasil restorasi filem Thampu dirilis di Festival Film Cannes 2022. GOVINDAN ARAVINDAN Govindan Aravindan (23 Januari 1935 – 15 Maret 1991) adalah seorang sutradara, penulis skenario, musisi, kartunis, dan penulis India. Ia adalah salah satu pionir cinema paralel di Malayalam. Ia dikenal karena metode produksi filemnya yang tidak lazim, bereksperimen dalam bercerita tanpa gaya naratif biasa. Ia menempuh studi di Universitas Trivandrum. Sebelum merambah ke bidang filem, ia adalah seorang kartunis mapan. Ia juga membuat dokumenter, pemusik dan sutradara teater. Ia mendirikan klub teater dan musik Navarangam dan Sopanam. Pemerintah India memberinya penghargaan sipil tertinggi keempat Padma Shri pada tahun 1990. Komunitas filem Kerala memberikan penghargaan Chalachitra bagi sutradara muda, Aravindan Puraskaram setiap tahun untuk mengenang Govindan Aravindan. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #govindanaravindan #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/18/2024, 11:30:25 AM

Rastika, "SEMAR" 📸 @dalang - - - #kolase #collage #cyclus #art #milisifilem #forumlenteng #filmphotography #film #wayang #rastika #semar

3/18/2024, 11:19:01 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] AGRAHARATHIL KAZHUTAI / KELEDAI DI DESA BRAHMANA (1977) Sutradara: John Abraham Juma, 22 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Agraharathil Kazhutai (Keledai di desa Brahmana) adalah sebuah filem satir berbahasa Tamil India tahun 1977 yang disutradarai oleh John Abraham. Berkisah tentang Profesor Narayanaswami, seorang Brahmana, yang memutuskan memelihara seekor keledai. Ia memberi nama pada keledai kecil itu, Chinna, yang kemudian membawanya pulang ke kampung halamannya, setelah mendapat ejekan di kampus. Penduduk desa sangat terganggu dan tidak suka dengan kehadiran keledai di desa kasta tinggi. Pada akhirnya, Chinna dibunuh oleh penduduk desa, karena dianggap telah menondai kuil, karena seseorang telah meletakan mayat bayi di pintu masuk kuil. Bayi itu adalah hasil hubungan gelap, Uma, gadis bisu yang selama ini diminta oleh Profesor untuk merawat Chinna, dengan seorang pemuda desa. Uma dan Profesor Narayanaswami kemudian mencari tengkorak Chinna. Penduduk desa datang, mengambil tengkorak tersebut dan memberikan ritual pemakaman kepada Chinna dengan membakar tengkorak tersebut, namun api menyebar dan melalap seluruh desa. JOHN ABRAHAM John Abraham (11 Agustus 1937 – 31 Mei 1987) adalah sutradara, penulis, dan sebagian besar bekerja di sinema Malayalam. John Abraham menempuh pendidikan sejarah dan politik di Marthoma College, Thiruvalla. Ia kemudian masuk ke Film and Television Institute of India (FTII) Pune-India, dimana ia bertemu dengan sutradara besar Ritwik Ghatak, ia lulus terbaik dalam penulis skenario dan penyutradaraan. Ia hanya menyelesaikan empat film, yaitu Vidyarthikale Ithile Ithile (1972), Agraharathil Kazhuthai (1977, Tamil), Cheriachante Krurakrithyangal (1979,[8][9] Malayalam) dan Amma Ariyan (1986, Malayalam). Pada tahun 1984, bersama kawan-kawannya, ia mendirikan The Odessa Collective, sebuah kelompok pecinta filem untuk mengubah sejarah produksi dan distribusi film dengan menjadikannya upaya kolaboratif dengan publik sehingga bertindak sebagai media yang memberdayakan dan membebaskan. #sinemadunia #indiancinema #johnabraham #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/18/2024, 10:48:52 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) AGRAHARATHIL KAZHUTAI / KELEDAI DI DESA BRAHMANA (1977) Sutradara: John Abraham Juma, 22 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Agraharathil Kazhutai (Keledai di desa Brahmana) adalah sebuah filem satir berbahasa Tamil India tahun 1977 yang disutradarai oleh John Abraham. Berkisah tentang Profesor Narayanaswami, seorang Brahmana, yang memutuskan memelihara seeokor keledai. Ia memberi nama pada keledai kecil itu, Chinna, yang kemuadian membawanya pulang ke kampung halamannya, setelah mendapat ejekan di kampus. Penduduk desa sangat terganggu dan tidak suka dengan kehadiran keledai di desa kasta tingggi. Pada akhirnya, Chinna dibunuh oleh penduduk desa, karena dianggap telah menondai kuil, karena seorang telah meletakan mayat bayi di pintu masuk kuil. Bayi itu adalah hasil hubungan gelap, Uma, gadis bisu yang selama ini diminta oleh Profesor untuk merawat Chinna, dengan seorang pemuda desa. Uma dan Profesor Narayanaswami kemudian mencari tengkorak Chinnal. Penduduk desa datang, mengambil tengkorak tersebut dan memberikan ritual pemakaman kepada Chinna dengan membakar tengkorak tersebut, namun api menyebar dan melalap seluruh desa. JOHN ABRAHAM John Abraham (11 Agustus 1937 – 31 Mei 1987) adalah sutradara, penulis, dan sebagian besar bekerja di sinema Malayalam. John Abraham menempuh pendidikan sejarah dan politik di Marthoma College, Thiruvalla. Ia kemudian masuk ke Film and Television Institute of India (FTII) Pune-India, dimana ia bertemu dengan sutradara besar Ritwik Ghatak, ia lulus terbaik dalam penulis skenario dan penyutradaraan. Ia hanya menyelesaikan empat film, yaitu Vidyarthikale Ithile Ithile (1972), Agraharathil Kazhuthai (1977, Tamil), Cheriachante Krurakrithyangal (1979,[8][9] Malayalam) dan Amma Ariyan (1986, Malayalam). Pada tahun 1984, bersama kawan-kawannya, ia mendirikan The Odessa Collective, sebuah kelompok pecinta filem untuk mengubah sejarah produksi dan distribusi film dengan menjadikannya upaya kolaboratif dengan publik sehingga bertindak sebagai media yang memberdayakan dan membebaskan. #sinemadunia #indiancinema #johnabraham #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/17/2024, 6:44:47 PM

Rastika, "SEMAR" 📸 @dalang - - - #kolase #collage #cyclus #art #milisifilem #forumlenteng #filmphotography #film #wayang #rastika #semar

3/17/2024, 11:28:40 AM

Rastika, "SEMAR" 📸 @dalang - - - #kolase #collage #cyclus #art #milisifilem #forumlenteng #filmphotography #film #wayang #rastika #semar

3/13/2024, 11:39:58 AM

Rastika, "SEMAR" 📸 @dalang - - - #kolase #collage #cyclus #art #milisifilem #forumlenteng #filmphotography #film #wayang #rastika #semar

3/12/2024, 11:42:59 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) TITASH EKTI NADIR NAAM / SEBUAH SUNGAI BERNMA TITASH (1973) Sutradara: Ritwik Ghatak Sabtu, 16 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Titash Ekti Nadir Naam (A River Called Titas) adalah sebuah filem India-Bangladesh tahun 1973 yang disutradarai oleh Ritwik Ghatak. Filem diangkat dari novel karya Adwaita Mallabarman. Proses Syuting filem ini, berdampak buruk pada kesehatan Ghatak, karena ia menderita TBC pada saat itu. Film ini mengeksplorasi kehidupan para nelayan di tepi Sungai Titas di Brahmanbaria, Bangladesh. Titas Ekti Nadir Naam adalah salah satu filem paling awal dengan teknik cerita hyperlink, yang menampilkan banyak karakter dalam kumpulan cerita yang saling berhubungan. Sutradara Ghatak tampil dalam filem ini sebagai tukang perahu. Filem ini menduduki puncak daftar 10 film Bangladesh terbaik dalam jajak pendapat penonton dan kritikus yang dilakukan oleh British Film Institute pada tahun 2002. RITWIK GHATAK Ritwik Kumar Ghatak (4 November 1925 - 6 Februari 1976) adalah seorang sutradara, penulis, dan dramawan India yang sangat penting. Nama Ghatak selalu disandingkan bersama Satyajit Ray, Tapan Shinha, dan Mrinal Sen. Karya-karya sutradara ini banyak dikenang karena penggambaran realitas sosial, keberpihakan, dan feminisme. Pemerintah India memberi penghargaan Padma Shri for Arts tahun 1970. Ghatak merupakan anggota Partai Komunis India. Ia salah satu pimpinan utama di balik sayap kebudayaan parta komunis, Asosiasi Teater Rakyat India. Karya awal Ghatak mencari pengaruh teater dan sastra dalam menyatukan realisme dokumenter, yang sering diambil dari teater rakyat, serta menggunakan pendekatan Brechtian. Pengaruh utama Ritwik Ghatak tampak pada murid-muridnya; Mani Kaul, John Abraham, dan Kumar Shahani. Ghatak menulis buku Cinema and I, yang dikagumi oleh Satyajit Ray sebagai buku yang lengkap tentang pengetahuan filem. @bioskopforlen @milisifilem @forumlenteng #sinemadunia #indiancinema #ritwikghatak #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/11/2024, 5:52:28 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) TITASH EKTI NADIR NAAM / SEBUAH SUNGAI BERNMA TITASH (1973) Sutradara: Ritwik Ghatak Sabtu, 16 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Titash Ekti Nadir Naam (A River Called Titas) adalah sebuah filem India-Bangladesh tahun 1973 yang disutradarai oleh Ritwik Ghatak. Filem diangkat dari novel karya Adwaita Mallabarman. Proses Syuting filem ini, berdampak buruk pada kesehatan Ghatak, karena ia menderita TBC pada saat itu. Film ini mengeksplorasi kehidupan para nelayan di tepi Sungai Titas di Brahmanbaria, Bangladesh. Titas Ekti Nadir Naam adalah salah satu filem paling awal dengan teknik cerita hyperlink, yang menampilkan banyak karakter dalam kumpulan cerita yang saling berhubungan. Sutradara Ghatak tampil dalam filem ini sebagai tukang perahu. Filem ini menduduki puncak daftar 10 film Bangladesh terbaik dalam jajak pendapat penonton dan kritikus yang dilakukan oleh British Film Institute pada tahun 2002. RITWIK GHATAK Ritwik Kumar Ghatak (4 November 1925 - 6 Februari 1976) adalah seorang sutradara, penulis, dan dramawan India yang sangat penting. Nama Ghatak selalu disandingkan bersama Satyajit Ray, Tapan Shinha, dan Mrinal Sen. Karya-karya sutradara ini banyak dikenang karena penggambaran realitas sosial, keberpihakan, dan feminisme. Pemerintah India memberi penghargaan Padma Shri for Arts tahun 1970. Ghatak merupakan anggota Partai Komunis India. Ia salah satu pimpinan utama di balik sayap kebudayaan parta komunis, Asosiasi Teater Rakyat India. Karya awal Ghatak mencari pengaruh teater dan sastra dalam menyatukan realisme dokumenter, yang sering diambil dari teater rakyat, serta menggunakan pendekatan Brechtian. Pengaruh utama Ritwik Ghatak tampak pada murid-muridnya; Mani Kaul, John Abraham, dan Kumar Shahani. Ghatak menulis buku Cinema and I, yang dikagumi oleh Satyajit Ray sebagai buku yang lengkap tentang pengetahuan filem. #sinemadunia #indiancinema #ritwikghatak #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/11/2024, 4:25:37 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN) TITASH EKTI NADIR NAAM / SEBUAH SUNGAI BERNMA TITASH (1973) Sutradara: Ritwik Ghatak Sabtu, 16 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Titash Ekti Nadir Naam (A River Called Titas) adalah sebuah filem India-Bangladesh tahun 1973 yang disutradarai oleh Ritwik Ghatak. Filem diangkat dari novel karya Adwaita Mallabarman. Proses Syuting filem ini, berdampak buruk pada kesehatan Ghatak, karena ia menderita TBC pada saat itu. Film ini mengeksplorasi kehidupan para nelayan di tepi Sungai Titas di Brahmanbaria, Bangladesh. Titas Ekti Nadir Naam adalah salah satu filem paling awal dengan teknik cerita hyperlink, yang menampilkan banyak karakter dalam kumpulan cerita yang saling berhubungan. Sutradara Ghatak tampil dalam filem ini sebagai tukang perahu. Filem ini menduduki puncak daftar 10 film Bangladesh terbaik dalam jajak pendapat penonton dan kritikus yang dilakukan oleh British Film Institute pada tahun 2002. RITWIK GHATAK Ritwik Kumar Ghatak (4 November 1925 - 6 Februari 1976) adalah seorang sutradara, penulis, dan dramawan India yang sangat penting. Nama Ghatak selalu disandingkan bersama Satyajit Ray, Tapan Shinha, dan Mrinal Sen. Karya-karya sutradara ini banyak dikenang karena penggambaran realitas sosial, keberpihakan, dan feminisme. Pemerintah India memberi penghargaan Padma Shri for Arts tahun 1970. Ghatak merupakan anggota Partai Komunis India. Ia salah satu pimpinan utama di balik sayap kebudayaan parta komunis, Asosiasi Teater Rakyat India. Karya awal Ghatak mencari pengaruh teater dan sastra dalam menyatukan realisme dokumenter, yang sering diambil dari teater rakyat, serta menggunakan pendekatan Brechtian. Pengaruh utama Ritwik Ghatak tampak pada murid-muridnya; Mani Kaul, John Abraham, dan Kumar Shahani. Ghatak menulis buku Cinema and I, yang dikagumi oleh Satyajit Ray sebagai buku yang lengkap tentang pengetahuan filem. #sinemadunia #indiancinema #ritwikghatak #bioskopforlen #forumlenteng #milisifilem #2024

3/11/2024, 3:43:17 PM

Rastika, "SEMAR" 📸 @dalang - - - #kolase #collage #cyclus #art #milisifilem #forumlenteng #filmphotography #film #wayang #rastika #semar

3/11/2024, 12:07:02 PM

Platform baru suara dan fenomena sosialnya oleh Forum Lenteng. Mari 'mendengar' dengan cara berbeda. @sigisora_ https://www.instagram.com/sigisora_/ #sigisora #soundscape #experimentalsound #forumlenteng #milisifilem #2024

3/8/2024, 5:49:51 PM

[KABAR FORUM LENTENG - JANUARI 2024] Program Publik - Kelas Belajar dan Eksperimentasi Produksi Pengetahuan Seni dan Media yang kami bingkai sebagai Pelatihan Pengetahuan Filem dan Seni Kontemporer dikhususkan menjadi ruang belajar bersama untuk mendalami praktik-praktik produksi visual, seni rupa, film, dan video, baik secara teknis maupun konteks yang terkait dengan persoalan sosial budaya terkini. Para partisipan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia menjelajahi berbagai kemungkinan eksperimentasi visual, serta membangun kedisiplinan kolektif dalam memproduksi karya-karya visual. Program ini kami namakan Milisifilem Collective yang berangkat dari ide belajar dan bekerja bersama. Sejak tahun 2017, alumni dari program pelatihan ini yang berlatar belakang dari berbagai disiplin ilmu, telah tersebar di berbagai daerah Indonesia. Tahun ini, Forum Lenteng menerima 17 Partisipan dari berbagai daerah; Lombok Utara - Nusa Tenggara Barat, Solok - Sumatera Barat, Yogyakarta, Tangerang - Banten, Mamuju - Sulawesi Barat, Depok - Jawa Barat, dan Jakarta. Kelas dimulai dari mempersoalkan bingkai: apa itu representasi (dalam dan luar bingkai). Selanjutnya, dalam kelas Craftmanship, para partisipan mengenal unsur rupa dari dasar, yaitu garis. Metodenya adalah menguji tubuh mereka untuk mengelola garis-garis. Para partisipan diajak juga untuk mengartikulasikan pendapat dan cerapan visual dengan mengomentari garis milik kawan-kawannya kawan-kawan. — Program Publik ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. - @milisifilem @forumlenteng - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #milisifilem #2024

3/7/2024, 5:59:59 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] PADATIK / GERILYAWAN (1973) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 9 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Filem Padatik atau Gerilyawan adalah bagian ketiga dari Trilogi Kalkuta (Calcutta Trilogy) karya Mrinal Sen yang terkenal dengan Parallel Cinema-nya. Bercerita tentang seorang aktivis politik melarikan diri dari mobil penjara dan berlindung di sebuah apartemen mewah milik seorang perempuan muda. Mereka berdua adalah pemberontak: aktivis melawan pengkhianatan politik yang berbeda status sosialnya. Kedua tokoh ini merasa getir karena perlawanan yang tidak terorganisir dengan baik. Dalam persembunyiannya, sang buronan menuliskan kritik pada kelompoknya sendiri. Ia mempertanyakan kepemimpinan partai Komunis. Namun, pertanyaan dalam perjuangan tidak diperbolehkan. Yang diperlukan adalah ketaatan. Ketidaksenangannya itu berujung pada kepahitan, hingga keretakan total. Baginya, perjuangan harus terus berlanjut, bagi aktivis politik yang kini terpecah belah. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #padatik #calcuttatrilogy #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #2024

3/5/2024, 12:40:49 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] PADATIK / GERILYAWAN (1973) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 9 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Filem Padatik atau Gerilyawan adalah bagian ketiga dari Trilogi Kalkuta (Calcutta Trilogy) karya Mrinal Sen yang terkenal dengan Parallel Cinema-nya. Bercerita tentang seorang aktivis politik melarikan diri dari mobil penjara dan berlindung di sebuah apartemen mewah milik seorang perempuan muda. Mereka berdua adalah pemberontak: aktivis melawan pengkhianatan politik yang berbeda status sosialnya. Kedua tokoh ini merasa getir karena perlawanan yang tidak terorganisir dengan baik. Dalam persembunyiannya, sang buronan menuliskan kritik pada kelompoknya sendiri. Ia mempertanyakan kepemimpinan partai Komunis. Namun, pertanyaan dalam perjuangan tidak diperbolehkan. Yang diperlukan adalah ketaatan. Ketidaksenangannya itu berujung pada kepahitan, hingga keretakan total. Baginya, perjuangan harus terus berlanjut, bagi aktivis politik yang kini terpecah belah. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #padatik #calcuttatrilogy #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #2024

3/5/2024, 12:27:24 PM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] PADATIK / GERILYAWAN (1973) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 9 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Filem Padatik atau Gerilyawan adalah bagian ketiga dari Trilogi Kalkuta (Calcutta Trilogy) karya Mrinal Sen yang terkenal dengan Parallel Cinema-nya. Bercerita tentang seorang aktivis politik melarikan diri dari mobil penjara dan berlindung di sebuah apartemen mewah milik seorang perempuan muda. Mereka berdua adalah pemberontak: aktivis melawan pengkhianatan politik yang berbeda status sosialnya. Kedua tokoh ini merasa getir karena perlawanan yang tidak terorganisir dengan baik. Dalam persembunyiannya, sang buronan menuliskan kritik pada kelompoknya sendiri. Ia mempertanyakan kepemimpinan partai Komunis. Namun, pertanyaan dalam perjuangan tidak diperbolehkan. Yang diperlukan adalah ketaatan. Ketidaksenangannya itu berujung pada kepahitan, hingga keretakan total. Baginya, perjuangan harus terus berlanjut, bagi aktivis politik yang kini terpecah belah. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. @bioskopforlen @forumlenteng @milisifilem #mrinalsen #indiancinema #padatik #calcuttatrilogy #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #2024

3/5/2024, 12:14:37 PM

[KABAR FORUM LENTENG – JANUARI 2024] Mengawali tahun 2024, Forum Lenteng melakukan Rapat Pengembangan Organisasi untuk mendesain teknis jalannya program-program organisasional tahun ini yang mencakup kelas edukasi, produksi dan distribusi pengetahuan, serta kerjasama dengan institusi budaya lain. Agenda lain yaitu bagaimana mendayagunakan serta menyiapkan laporan yang komprehensif terkait bantuan pendanaan Dana Indonesiana yang kami dapatkan tahun ini. Kami juga telah melakukan Focus Group Discussion bersama Ahli, khususnya terkait perekrutan partisipan platform edukasi Forum Lenteng (Milisifilem). Kami mengundang Alifah Melisa, seorang manajer seni, untuk memetakan bagaimana para partisipan platform edukasi disaring dan diarahkan untuk bersama-sama melakukan aktivisme kebudayaan nantinya. Sebanyak 15 anggota komunitas direkrut untuk menyusun borang wawancara dan mewawancarai 39 pelamar partisipan. Kami mengundang Alifah Melisa, untuk kedua kalinya, untuk bersama mempertimbangkan partisipan yang masuk ke dalam program platform pendidikan kebudayaan kami dan bagaimana para partisipan platform edukasi memenuhi nilai-nilai inklusivitas. Sebanyak 15 pelamar yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan daerah diseleksi masuk ke dalam platform edukasi Forum Lenteng yang bernama Milisifilem Collective. - Kegiatan Pengembangan Strategi Organisasi ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. • 📸: @wahyudasta20 @adiosmaan @loethvan #organisasi #workshop #milisifilem #forumlenteng #experimental #danaindonesiana #publicfunding

3/4/2024, 9:05:17 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] INTERVIEW / WAWANCARA (1970) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 02 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Filem Interview atau Wawancara (1970) adalah filem berbahasa Bengali yang disutradarai oleh Mrinal Sen, yang merupakan bagian pertama dari Calcuta Trilogy (Trilogi Kalkuta) yang terdiri dari; Interview (1970), Calcuta 71 (1971) dan Padatik (1973). Filem Interview dianggap sebagai salah satu filem yang melakukan terobosan dalam hal naratif dan teknik sinematik. Secara komersial film ini meraih kesuksesan dan mendapat respons bagus dari para kritikus. Filem Interview membingkai persoalan-persoalan anti kemapanan, kepengecutan kelas menengah, dan masalah pengangguran. Filem ini bercerita tentang tokoh Ranjit Mallick,seorang pemuda cerdas. Suatu ketika, kawan almarhum ayahnya yang bekerja di perusahaan asing meyakinkan Ranjit untuk bekerja di perusahaannya. Yang ia butuhkan hanya datang untuk wawancara dan mengenakan setelan gaya Barat. Rencana yang tadinya sepertinya mudah, namun dari berbagai persoalan yang dihadapinya, akhirnya Ranjit datang dengan pakaian tradisional Bengali. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Ia menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional. Pemerintah India menghormatinya dengan Penghargaan Padma Bhushan. Pemerintah Perancis menghormatinya dengan Ordre des Arts et des Lettres. Sementara Pemerintah Rusia menghormatinya dengan Order of Friendship. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #interview #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #20-24

2/28/2024, 4:15:26 AM

[Diskusi Bulanan BIOSKOPFORLEN - Daring] "Refleksi Umum Kanon Sinema India 1949-1995" Bersama Manshur Zikri (Kritikus Film dan Kurator) Kamis, 29 Februari 2024 19:00 WIB Gratis - Terbuka untuk Umum Daftar di https://bit.ly/DiskusiBioskopforlenFebruari Link meeting akan dibagikan lewat email Merespon pemutaran Balas Dendam atas Melankolia - Kanon Sinema India 1949-1992, Bioskopforlen mengundang Manshur Zikri untuk membagikan refleksinya terhadap film-film yang telah diputar. Beberapa kecenderungan tematik maupun gaya sutradara akan diperbincangkan. Zikri juga membahas bagaimana merumuskan tawaran perspektif untuk membaca filem India dari kacamata kultural kita. Diskusi daring ini diniatkan untuk berbagi pengalaman menonton, refleksi dan pembacaan mendalam dari kawan-kawan pencinta sinema di seluruh Indonesia. Bagi kawan-kawan yang berminat dan cinta film, India khususnya, silakan bergabung. — Program ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #cinemaindia #bengalicinema #hindicinema #malayalamcinema #milisifilem #2024

2/27/2024, 12:47:04 PM

[Diskusi Bulanan BIOSKOPFORLEN - Daring] "Refleksi Umum Kanon Sinema India 1949-1995" Bersama Manshur Zikri (Kritikus Film dan Kurator) Kamis, 29 Februari 2024 19:00 WIB Gratis - Terbuka untuk Umum Daftar di https://bit.ly/DiskusiBioskopforlenFebruari Link meeting akan dibagikan lewat email Merespon pemutaran Balas Dendam atas Melankolia - Kanon Sinema India 1949-1992, Bioskopforlen mengundang Manshur Zikri untuk membagikan refleksinya terhadap film-film yang telah diputar. Beberapa kecenderungan tematik maupun gaya sutradara akan diperbincangkan. Zikri juga membahas bagaimana merumuskan tawaran perspektif untuk membaca filem India dari kacamata kultural kita. Diskusi daring ini diniatkan untuk berbagi pengalaman menonton, refleksi dan pembacaan mendalam dari kawan-kawan pencinta sinema di seluruh Indonesia. Bagi kawan-kawan yang berminat dan cinta film, India khususnya, silakan bergabung. — Program ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #indiancinema #bengalicinema #hindicinema #malayalamcinema #milisifilem #2024

2/27/2024, 10:17:25 AM

[Diskusi Bulanan BIOSKOPFORLEN - Daring] "Refleksi Umum Kanon Sinema India 1949-1995" Bersama Manshur Zikri (Kritikus Film dan Kurator) Kamis, 29 Februari 2024 19:00 WIB Gratis - Terbuka untuk Umum Daftar di https://bit.ly/DiskusiBioskopforlenFebruari Link meeting akan dibagikan lewat email Merespon pemutaran Balas Dendam atas Melankolia - Kanon Sinema India 1949-1992, Bioskopforlen mengundang Manshur Zikri untuk membagikan refleksinya terhadap film-film yang telah diputar. Beberapa kecenderungan tematik maupun gaya sutradara akan diperbincangkan. Zikri juga membahas bagaimana merumuskan tawaran perspektif untuk membaca filem India dari kacamata kultural kita. Diskusi daring ini diniatkan untuk berbagi pengalaman menonton, refleksi dan pembacaan mendalam dari kawan-kawan pencinta sinema di seluruh Indonesia. Bagi kawan-kawan yang berminat dan cinta film, India khususnya, silakan bergabung. — Program ini didukung oleh Dana Indonesiana - Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, Layanan Fasilitasi Bidang Kebudayaan bagi Komunitas dan Pelaku Budaya, Kategori Dukungan Institusional bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan. @bioskopforlen @forumlenteng @milisifilem - #danaindonesiana #budayasaya #forumlenteng #cinemaindia #bengalicinema #hindicinema #malayalamcinema #milisifilem #2024

2/27/2024, 9:49:46 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] INTERVIEW / WAWANCARA (1970) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 02 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Filem Interview atau Wawancara (1970) adalah filem berbahasa Bengali yang disutradarai oleh Mrinal Sen, yang merupakan bagian pertama dari Calcuta Trilogy (Trilogi Kalkuta) yang terdiri dari; Interview (1970), Calcuta 71 (1971) dan Padatik (1973). Filem Interview dianggap sebagai salah satu filem yang melakukan terobosan dalam hal naratif dan teknik sinematik. Secara komersial film ini meraih kesuksesan dan mendapat respons bagus dari para kritikus. Filem Interview membingkai persoalan-persoalan anti kemapanan, kepengecutan kelas menengah, dan masalah pengangguran. Filem ini bercerita tentang tokoh Ranjit Mallick,seorang pemuda cerdas. Suatu ketika, kawan almarhum ayahnya yang bekerja di perusahaan asing meyakinkan Ranjit untuk bekerja di perusahaannya. Yang ia butuhkan hanya datang untuk wawancara dan mengenakan setelan gaya Barat. Rencana yang tadinya sepertinya mudah, namun dari berbagai persoalan yang dihadapinya, akhirnya Ranjit datang dengan pakaian tradisional Bengali. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Ia menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional. Pemerintah India menghormatinya dengan Penghargaan Padma Bhushan. Pemerintah Perancis menghormatinya dengan Ordre des Arts et des Lettres. Sementara Pemerintah Rusia menghormatinya dengan Order of Friendship. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #interview #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #20-24

2/27/2024, 8:24:32 AM

[PROGRAM PEMUTARAN BIOSKOPFORLEN] INTERVIEW / WAWANCARA (1970) Sutradara: Mrinal Sen Sabtu, 02 Maret 2024, Pukul 19.00. Gratis/Tempat Terbatas. Filem Interview atau Wawancara (1970) adalah filem berbahasa Bengali yang disutradarai oleh Mrinal Sen, yang merupakan bagian pertama dari Calcuta Trilogy (Trilogi Kalkuta) yang terdiri dari; Interview (1970), Calcuta 71 (1971) dan Padatik (1973). Filem Interview dianggap sebagai salah satu filem yang melakukan terobosan dalam hal naratif dan teknik sinematik. Secara komersial film ini meraih kesuksesan dan mendapat respons bagus dari para kritikus. Filem Interview membingkai persoalan-persoalan anti kemapanan, kepengecutan kelas menengah, dan masalah pengangguran. Filem ini bercerita tentang tokoh Ranjit Mallick,seorang pemuda cerdas. Suatu ketika, kawan almarhum ayahnya yang bekerja di perusahaan asing meyakinkan Ranjit untuk bekerja di perusahaannya. Yang ia butuhkan hanya datang untuk wawancara dan mengenakan setelan gaya Barat. Rencana yang tadinya sepertinya mudah, namun dari berbagai persoalan yang dihadapinya, akhirnya Ranjit datang dengan pakaian tradisional Bengali. MRINAL SEN Mrinal Sen (14 Mei 1923 – 30 Desember 2018) adalah sutradara dan penulis filem India yang terkenal. Ia dianggap sebagai salah satu pembuat film India terbaik yang disetarakan dengan Satyajit Ray, Ritwik Ghatak, dan Tapan Sinha. Mrinal Sen adalah tokoh yang memainkan peran utama dalam Gerakan Indian New Wave India. Ia menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional. Pemerintah India menghormatinya dengan Penghargaan Padma Bhushan. Pemerintah Perancis menghormatinya dengan Ordre des Arts et des Lettres. Sementara Pemerintah Rusia menghormatinya dengan Order of Friendship. Mrinal Sen juga dianugerahi Penghargaan Dadasaheb Phalke, penghargaan tertinggi bagi pembuat film di India. Ia adalah salah satu dari sedikit pembuat film India yang memenangkan penghargaan di tiga festival film besar yaitu Cannes, Venesia, dan Berlinale. Sutradara ini menggambarkan dirinya sebagai seorang Marxis Mandiri. #mrinalsen #indiancinema #interview #forumlenteng #milisifilem #bioskopforlen #20-24

2/27/2024, 3:50:53 AM